Ada-ada saja cara netizen menyampaikan kritik. Kali ini yang menjadi sasaran adalah kantor DPP Front Pembela Islam (FPI) Jakarta Pusat. Ketika orang mengetikkan kata kunci DPP FPI Jakarta Pusat, hasilnya yang muncul di Google Maps adalah DPP FITSA HATS JAKARTA PUSAT dengan keterangan Organisasi perlindungan hewan di Jakarta Pusat, Indonesia Petamburan.
Atau jika kita menelusurinya langsung dengan aplikasi Google Maps, dengan mencari kantor DPP FPI Jakarta Pusat, hasil yang muncul adalh Mabes Fitsa hats.
Sedangkan alamatnya memang merujuk ke alamat DPP FPI Jakarta Pusat yakni Jl. Petamburan III No 17 RT 2/RW 3 Petamburan, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10260.
DPP Fitsa Hats Jakarta Pusat itu sudah muncul sejak Senin 9 Januari 2017 malam. Tentu saja hal tersebut langsung menjadi perbicangan ramai di media sosial. Apalagi frasa Fitsa Hats memang ramai diguncingkan sejak pekan lalu.
Ramainya pergunjingan soal Fitsa Hats dimulai dari sidang dugaan penodaan agama oleh Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Saat itu, saksi pertama yang diperiksa adalah Sekretaris Jenderal DPD FPI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin alias Habib Novel.
Kata Fitsa Hats muncul di profil riwayat pekerjaan Novel dalam berkas acara pemeriksaan (BAP) yang disebutkan pernah bekerja di Fitsa Hats pada tahun 1992-1995. Tentu saja ini menjadi pertanyaan Ahok dan pengacaranya. Apa benar ada perusahaan yang bernama Fitsa Hats atau yang dimaksud Pizza Hut.
Novel akhirnya mengakui bahwa yang dia maksud adalah Pizza Hut. Menurutnya ia tidak teliti dengan penulisan nama perusahaan yang benar. Namun Ahok usai sidang menyebut saksi mungkin sengaja menyamarkan nama tempatnya bekerja dulu karena malu bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh bukan orang yang seiman.
Apalagi jika kita melihat track record FPI dan Novel sendiri yang kerap mengharamkan produk-produk Amerika Serikat salah satunya Pizza Hut. Tentu saja ini menjadi pukulan balik buat Novel.
Nah terkait penulisan DPP Fitsa Hats di mesin pencari Google, apakah Google sengaja melakukannya? Perwakilan Google di Indonesia telah menyampaikan permintaan maaf karena kesalahan tersebut. Insiden tersebut kemungkinan terjadi karena adanya kumpulan data yang muncul di Google Maps yang datang dari berbagai sumber berisi nama tempat dan alamat yang merupakan kontribusi pengguna.
Dengan banyaknya orang yang melaporkan nama tertentu, bisa terjadi perubahan nama pada alamat yang sebenarnya. Maklum, algoritma Google memiliki sistemnya sendiri yang bisa saja memiliki celah.
Apalagi dengan ramainya perdebatan soal kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. Hal tersebut menuai pro dan kontra. Salah satu pihak yang dinilai andil besar dalam menggiring kasus ini adalah FPI. Wajar jika ada pihak yang tidak senang dengan ormas yang dikenal intoleran dan anarkis itu melakukan kritik dengan mengubah nama DPP FPI menjadi DPP Fitsa Hats. Jadi dalam hal ini, Google bukan pelaku yang mengubah nama FPI menjadi Fitsa Hats.
ADS HERE !!!