Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan pemblokiran terhadap aplikasi live streaming paling populer sejagat, Bigo Live. Namun, para pengguna Bigo Live tak perlu cemas. Pemerintah Indonesia diprediksi hanya menggertak saja agar Bigo Live membangun kantor di Indonesia.
Jadi pemblokiran Bigo Live diprediksi hanya sementara dan tak akan lama. Lagi pula, apa yang dipersoalkan oleh Menkominfo Rudiantara juga tidak terlalu kuat. Persoalan nudity hampir terjadi di semua media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lain-lain.
Pada dasarnya, semua media sosial memiliki filter khusus untuk mencegah munculnya konten-konten yang tidak diizinkan seperti pornografi, kekerasan, obat-obat terlarang dan sebagainya. Sebagai contoh, pengguna Facebook dapat melaporkan jika ada orang yang mengupload gambar tak pantas. Selanjutnya Facebook akan melakukan pemblokiran.
Baca juga:
Cara Cepat Mendapatkan Diamond Bigo Live GratisBegitu juga dengan Bigo Live, aplikasi ini memiliki pengawas semacam polisi Bigo. Jika ada yang berani mengumbar aurat di Bigo Live, siaran yang sedang dilakukan langsung dibanned. Kendati begitu, pada prakteknya masih saja ada satu dua yang lolos.
Setiap media sosial selalu memiliki dua sisi positif dan negatif seperti pedang bermata dua. Tinggal bagaimana pengguna tersebut memanfaatnya. Jika mau menggunakan Bigo Live dan mencermati siaran-siarannya. Tentu orang akan melihat bahwa mayoritas siaran tidak menonjolkan sisi nudity, meskipun ada beberapa kasus yang ditemui.
Namun, tak bisa dipungkiri, para penyiar di Bigo Live memang didominasi cewek-cewek cantik, seksi dan tampak berkelas bukan murahan. Hal tersebut yang membuat Bigo Live menarik terutama bagi cowok yang mungkin berpikir untuk memiliki cewek seperti itu hanya akan menjadi impian semata.
Tapi jika dicermati dengan benar, banyak juga menggunakan Bigo Live untuk kegiatan yang positif. Saya menemui beberapa penyiar yang memang punya skill yang bisa dipamerkan dan membuat orang tertarik untuk menontonnya. Misalnya ada yang bermain gitar dan bernyanyi.
Ada juga orang yang berjualan dengan Bigo Live, dia melakukan siaran langsung di toko handphone miliknya dan memamerkan produk-produk terbaru sambil menerima pesanan secara online. Di waktu berbeda, ada juga siaran live acara peluncuran produk baru. Jika seperti itu, bukankah Bigo Live bisa dimanfaatkan untuk menggerakan ekonomi?
Pemblokiran Bigo Live oleh Menkominfo kemungkinan hanya gertakan saja. Ini juga pernah dilakukan pemerintah terhadap BlackBerry, Facebook, Google dan raksasa industri lainnya.
Ujung-ujungnya, mereka diminta untuk membangun server, mendirikan kantor, merekrut pekerja lokal dan membayar pajak ke pemerintah Indonesia.
Tak lama berselang setelah Bigo Live diblokir oleh pemerintah, CEO Bigo Live David Li mendatangi kantor Kemkominfo. Ia meminta pemblokiran Bigo Live dicabut. Seperti bisa ditebak, ada syarat-syarat yang harus dilakukan.
Salah satunya pasti soal keharusan filtering konten pornografi. Rasanya syarat itu tak sulit untuk dipenuhi. Ada tools atau fitur yang bisa digunakan. Ada polisi Bigo yang masih bekerja. Jadi tak sulit bagi Bigo Live untuk memenuhinya.
Dan terutama syarat lainnya yang mungkin akan diminta adalah soal kontribusinya terhadap Tanah Air. Tentu saja, ada misi untuk meningkatkan pendapatan nasional. Jadi Bigo Live bukan hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar saja. Tapi juga ikut memberikan pendapatan ke Indonesia.
Di sisi lain, pemerintah juga tak bisa semena-mena terhadap satu aplikasi. Jika Bigo Live dilarang, tentu saja media sosial lain yang juga berpotensi menampilkan pornografi harus diperlakukan sama.
Tapi kuncinya sebenarnya ada di pengguna media sosial itu sendiri. Apapun yang ada di dunia ini, bisa dimanfaatkan untuk hal yang positif atau negatif. Tinggal bagaimana kita menggunakannya.
ADS HERE !!!